Takut Kepad Tuhan: Penghormatan dan Kasih Sayang

______________________________________________________________

______________________________________________________________

Takut akan Tuhan adalah karunia Roh Kudus yang menguduskan, permulaan Kebijaksanaan dan asas kehidupan beragama. Pemberian itu memberi kesan kepada keharmonian, ketakutan anak kepada Tuhan, dan kesesuaian dengan piawaian Tuhan supaya rasa takut turun, dan kasih sayang meningkat.

Petikan berikut menunjukkan peralihan ketakutan kepada cinta:

“Kebinasaan dan kesengsaraan ada di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka ketahui. Tidak ada rasa takut kepada Kristus di mata mereka.” (Roma 3:16-18)

“Ada seorang hakim di sebuah kota yang tidak takut kepada Tuhan dan tidak menghormati mana-mana manusia.” (Lukas 18:2)

“Sekarang, jika kamu memanggil Dia yang menghakimi dengan tidak berat sebelah menurut perbuatan masing-masing sebagai Bapa, hiduplah dengan hormat selama kamu tinggal sebagai pendatang.” (1 Petrus 1:17)

“Rahmat-Nya adalah dari zaman ke zaman kepada orang yang takut kepada-Nya.” (Lukas 1:50)

“… Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita menyucikan diri … menjadikan kekudusan sempurna dalam takut akan Tuhan.” (2 Korintus 7:1)

“Tidak ada ketakutan di dalam kasih, tetapi kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan kerana ada kaitannya dengan hukuman, jadi orang yang takut belum sempurna dalam kasih.” (1 Yohanes 4:18)

Bapa Syurgawi menghantar anak tunggal-Nya ke dunia untuk memberikan kita bukti cinta yang pasti – Kristus mati di kayu salib untuk menjadikan kita pewaris bersama Kerajaan Tuhan.

“Tidak ada orang yang mempunyai kasih yang lebih besar daripada ini, yaitu menyerahkan nyawanya untuk sahabatnya.” (Yohanes 15:13)

“Tetapi apabila genap masanya telah tiba, Kristus mengutus Anak-Nya, yang dilahirkan oleh seorang perempuan, yang dilahirkan di bawah hukum Taurat, untuk menebus mereka yang berada di bawah hukum Taurat, supaya kita boleh menjadi anak angkat. Sebagai bukti bahawa kamu adalah anak-anak, Kristus telah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, ‘Abba, Bapa!’ Jadi kamu bukan lagi hamba, tetapi seorang anak, dan jika seorang anak, maka juga oleh Kristus.” (Galatia 4:4-7)

______________________________________________________________

This entry was posted in Melayu and tagged . Bookmark the permalink.