Penguatan

______________________________________________________________

______________________________________________________________

“Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Kedua rasul itu pun turun dan berdoa bagi orang-orang Samaria, supaya mereka beroleh Roh Kudus, sebab Roh itu belum turun ke atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Lalu kedua rasul itu menumpangkan tangan ke atas orang-orang Samaria itu, dan mereka pun menerima Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 8:14-17)

Penguatan adalah sakramen Roh Kudus yang paling utama karena memberikan Karunia dan Buah Roh Kudus. Kandidat harus berada dalam keadaan rahmat untuk menerima sakramen ini. Sakramen ini menggenapi sabda Kristus, “Dan kamu akan mengetahui kebenaran” (Yohanes 8:32), karena sakramen ini memungkinkan persekutuan langsung dengan Roh Kudus.

Kehidupan Yesus berkembang dalam persekutuan total dengan Roh Kudus. Para rasul menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta dan memberikan karunia Roh Kudus kepada mereka yang baru dibaptis dengan penumpangan tangan. Gereja Katolik terus dibimbing oleh Roh untuk memberikan-Nya kepada anak-anaknya. Gereja tidak mengakui Penguatan Protestan.

Ritus penting Penguatan adalah mengurapi dahi dengan krisma suci yang diberkati oleh uskup diosesan pada hari Kamis Putih, dan penumpangan tangan uskup dengan kata-kata: Dimeteraikan dengan Karunia Roh Kudus. Pelayan Penguatan adalah uskup diosesan, yang dapat mendelegasikan kepada seorang imam. Orang dewasa yang baru bertobat dan anak-anak yang terancam kematian biasanya dibaptis dan dikukuhkan oleh para pendeta. Umat Katolik hanya boleh menerima sakramen ini satu kali saja, karena sakramen ini meninggalkan “tanda yang tak terhapuskan”.

Calon penerima sakramen ini harus:

•Terdaftar dan berpartisipasi aktif dalam komunitas iman kita, termasuk menghadiri Misa Minggu secara teratur.

•Menyerahkan salinan surat baptis.

•Menghadiri Sesi Penguatan secara teratur sebagai persiapan untuk Penguatan.

Kandidat harus memiliki seorang wali baptis, seorang Katolik yang sudah dikukuhkan, selain orang tua mereka. Wali baptis adalah wali baptis yang ideal untuk Sakramen Penguatan yang melengkapi Baptisan untuk mempraktikkan ajaran Katolik di masa dewasa. Umumnya, wali baptis memiliki jenis kelamin yang sama dengan remaja, karena wali baptis adalah pendamping perjalanan.

Efek Sakramen Penguatan adalah:

•Sakramen ini mengakar lebih dalam pada keilahian yang membuat kita berseru, “Abba! Bapa!” (Roma 8:15)
•Sakramen ini mempersatukan kita lebih kuat dengan Kristus
•Sakramen ini meningkatkan karunia Roh Kudus di dalam diri kita
•Sakramen ini membuat ikatan kita dengan Gereja lebih sempurna
•Sakramen ini memberi kita kekuatan khusus dari Roh Kudus untuk menyebarkan dan mempertahankan iman melalui perkataan dan tindakan sebagai saksi Kristus yang sejati, untuk mengakui nama Kristus dengan berani, dan tidak pernah malu akan Salib

______________________________________________________________

This entry was posted in Indonesia and tagged . Bookmark the permalink.